كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ
وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
" Every soul will taste
death. And We test you with evil and with good as trial; and
to Us you will be returned." -Q.S Al-Anbiya : 35-
*rasanya masih ga tega manggil kamu almarhum, a.. :'( *
Dear, Aqshal Fadillah..
40 days has passed since death separated us physically.
Though we cannot see you, we know you are here with us.
in our every thought as we think about you each day.
in our every thought as we think about you each day.
Though we cannot touch you, we feel the warmth of your smile.
Sebelumnya saya ucapin terimakasih buat yang udah nyempetin waktunya buat baca. semoga menjadi amal untuk Anda semua, semoga menjadi doa untuk almarhum.
aamin.
as initial plan, tulisan ini mau direlease pada saat acara tahlilan 40 hari. tapi karena ada beberapa hal, finally it published here.
Semua ini pure curahan hati yang diungkapin sama nenek almarhum selama 40 hari sejak almarhum pergi.
dengan segala kekuatan yang tersisa, suara yang tercekat, tangis yang tertahan beliau ngeluarin semua keluh kesah yang tersimpan.
Saya disini cuma bantu menuangkan dalam bentuk tulisan untuk kemudian di publish.
catatan kecil untuk sang cucu tersayang..
dari nenek untuk aa..
Bismillahirrahmanirahiim..
Innalilahi Wainna
Ilaihi Rajii’un.
Astaghfirullah….
Astaghfirullah…
Astagfirullah….
40 hari berlalu
Sejak Allah dan
malaikat-Nya mengajakmu kembali.
Rasa nyeri tak henti
menyayat sekujur tubuh ini, kala menyadari aku telah kehilangan sosokmu yang
begitu ku cintai.
Terlalu sulit
mengendalikan nurani yang kerap mengingkari.
Bagaimana bisa aku
membiarkan diriku mengucap selamat jalan kepadamu, cucuku tersayang?
Wajah tampanmu masih
tergambar jelas.
Tawa dan candamu belum
pupus dimataku
Senyum tulusmu masih
melekat erat dalam ingatan
Terlalu sakit bagiku
menahan setiap jengkal kerinduan ini.
Kerinduanku untuk
membuatmu terjaga dikala pagi.
Kerinduanku untuk
menyuapimu di siang hari.
Kerinduanku untuk
mengusap kedua pipimu saat kau terlelap di malam hari.
Terlalu perih untuk
mengingat, terlebih membenarkan kepahitan ini.
Namun inilah kehendak
Allah..
Dzat yang Maha Berhak
atasmu.
Dia lah yang lebih
menyayangimu.
Dia yang lebih tahu
yang terbaik bagimu.
Satu hal yang
menguatkanku adalah ketika
Mendengar semua orang
berbicara tentang amal kebaikanmu
Melihat semua orang
yang tak hentinya mengirimkan doa untukmu.
“Allahu akbar, aa…subhanallah”
Hanya itu yang mampu
terucap dari mulutku tanpa sempat terkendali.
Dengarlah, cucuku..
Kau tahu betapa aku
menyayangimu..
Jika sesekali bulir air
mataku jatuh tak tertahan..
Bukan karena aku tak
bisa melepasmu..
Namun karena
kerinduanku yang begitu dalam terhadapmu.
Maafkan aku, cucuku..
Jika aku sering
memarahimu.. nenekmu ini hanya ingin yang engkau menjadi pribadi yang lebih
baik.
Maafkan aku,
Jika belum cukup waktu
yang bisa ku curahkan untukmu..
Terima kasih untuk
semua pihak yang telah tulus ikhlas memberi segenap perhatian
Terima kasih untuk
semua pihak yang tidak putusnya mengirimkan doa.
Terima kasih untuk
semua pihak yang selalu memberi dukungan moril untuk menguatkan kami.
Terimakasih untuk guru,
teman, terutama sahabat-sahabat almarhum yang selalu menjadi teman setia bagi
almarhum semasa hidup hingga kini ketika almarhum telah tiada.
Dan terimakasih
untukmu, cucuku..
Untuk semua pelajaran
hidup yang telah kau berikan selama hidupmu.
Kepergianmu mengajarkanku
betapa penting arti hidup untuk menjadi berguna bagi sesama.
Terimakasih telah
memberi kesempatan bagiku untuk mencurahkan kasih sayangku padamu..
Nenek sudah ikhlas.
Tenanglah kau disana,
sayang..
Tidurlah dalam dekapan
Sang Maha Rahiim.
Aku yakin malaikat
bersuka cita menyambutmu disana..
Mengantarmu menuju
tempat terbaik di sisi-Nya.
Dalam setiap tangis
yang tertahan..
Hanya doa yang mampu ku
iringkan untukmu..
Semoga mampu menerangi
jalanmu menuju surga-Nya
Selamat jalan, cucuku..
Muhammad Aqshal
Fadillah.
No comments:
Post a Comment